PERBANDINGAN MUTU PELAYANAN ANTARA OBJEK-OBJEK WISATA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII)
PERBANDINGAN MUTU PELAYANAN ANTARA
OBJEK-OBJEK WISATA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH
(TMII)
(Studi
Kasus Pada 5 (lima) Objek wisata Yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan di TMII)
Bonifasius MH Nainggolan*
ABSTRACT
This study aim at
comprehending the comparison of the quality of the service among 5 (five) tourism objects which are most visited in
TMII. To get the data needed, the researcher gave quistionnaire to the tourist
that visited the 5 (five) objects which
are the focus of this research.
The
result of descriptive analysis will conclude : (1) Service Quality whiche
comprises 11 factors is not the only thing that motivates the tourists’s visit,
but it is also influenced by the factor outside the above 11 factors.; (2) The
tourist have the opinion that the service quality of the 5 (five) tourism
objects is neither better nor worse than the service quality of the other
object in TMII. The result of the
inferensial analysis conclude that there is a significant difference of the
service quality of the 5 (five) objects most visited in TMII.
In
the other word, although the tourists perception towards the quality service of
the 5(five) most visited objects in TMII neither better nor worse among other
objects in TMII, there is still a significance difference toward the quality
service between 5 objects.
Key words:
tourists, tourism objects, service and service quality.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan mutu pelayanan antara 5(lima) objek wisata yang paling banyak
dikunjungi wisatawan di TMII. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti
menyebarkan angket kepada para wisatawan yang berkunjung ke 5 (lima) objek
wisata yang menjadi objek penelitian.
Hasil analisis statistik deskriptif
memberi kesimpulan: (1) Faktor yang mendorong wisatawan paling banyak
berkunjung ke 5 (lima) objek wisata tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh
baiknya mutu pelayanan yang diberikan oleh 11 faktor yang menjadi variabel,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar 11 faktor di atas yang tidak
dibahas dalam penelitian ini. (2) Persepsi wisatawan terhadap mutu pelayanan 5
(lima) objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di TMII secara keseluruhan tidak lebih baik dan
tidak lebih buruk jika dibandingkan dengan mutu pelayanan yang diberikan objek
wisata lainnya di TMII. Hasil analisis
statistik inferensial memberi kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara mutu pelayanan yang diberikan oleh 5
(lima) objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di TMII.
Dengan kata lain, meskipun persepsi
wisatawan terhadap mutu pelayanan antara 5 (lima) objek wisata tersebut, tetapi
persepsi wisatawan terhadap mutu pelayanan antara ke-5(lima) objek wisata
tersebut tetap memiliki perbedaan yang signifikan.
Kata kunci: wisatawan, objek wisata, pelayanan dan
mutu pelayanan
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia
ada beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut. Di samping belum adanya
jaminan keamanan dari pemerintah kepada para wisatawan, faktor lain yang diduga turut menjadi
penyebab adalah belum maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh suatu objek
wisata kepada para wisatawan. Meskipun potensi objek dan objek wisata yang
dimiliki sangat bagus, tetapi jika pelayanan yang diberikan tidak maksimal,
jumlah pengunjung suatu objek wisata tidak dapat dijamin mengalami peningkatan
di masa mendatang. Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan bagi Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), sebagai salah satu kawasan wisata di DKI Jakarta.
TMII adalah suatu kawasan
wisata yang berisikan anjungan berupa rumah-rumah adat yang mewakili setiap
propinsi yang ada di Indonesia, didukung 15 museum, 10 taman, 5 bangunan rumah
adat dan beberapa bangunan utama seperti bangunan Sasono Utomo, Sasono Adi
Guno, Kantor Pengelola TMII serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Dari objek-objek wisata yang ada di TMII, terdapat 5 (lima) objek wisata yang
paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, khususnya dalam 5 tahun terakhir,
yaitu: Akuarium Air Tawar (2.161.033 wisatawan), Teater Imax Keong Mas
(1.735.497 wisatawan), Anjungan Papua (1.176.174 wisatawan), Anjungan Sumatera
Barat (1.036.329 wisatawan) dan Taman Burung (959.126 wisatawan) (Data TMII,
2004). Mengingat pentingnya pelayanan sebagai salah satu faktor meningkatkan
jumlah wisatawan, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan mutu
pelayanan pada ke-5 (lima) objek wisata tersebut.
1. Masalah
Yang
menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
perbandingan mutu pelayanan antara 5 (lima) objek wisata yang paling banyak
dikunjungi wisatawan di TMII?
2.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan
mutu pelayanan yang diberikan oleh 5 (lima ) objek wisata yang paling banyak
dikunjungi wisatawan di TMII.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian Wisatawan
Wisatawan adalah individu atau
kelompok individu yang
mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk
perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya
dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan,
tertarik oleh pelayanan yang diberikan suatu daerah tujuan wisata yang dapat
menarik pengunjung di masa yang akan datang (G. A Schmoll, 1977). Wisatawan (tourist) merupakan pengunjung sementara
yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara/ tempat yang dikunjunginya
dan tujuan perjalanannya biasanya adalah untuk:: (1) Pesiar (leisure); (2) Hubungan dagang
(business), keluarga, dan konferensi.
Disamping itu, ada juga
individu maupun sekelompok individu yang melakukan perjalanan yang bertujuan
untuk rekreasi yang dilakukan tidak jauh dari tempat kediamannya, direncanakan
dan diorganisasi secara sendiri atau bersama-sama dan perjalanan tersebut
dilakukang kurang 12 jam. Kegiatan ini disebut dengan piknik (Oka A.
Yoeti, 1996). Orang yang melakukan perjalanan pada piknik tidak dapat disebut
sebagai wisatawan. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dengan
berpiknik, kita tidak mungkin bermalam di tempat yang dikunjungi karena
waktunya kurang dari 12 jam. Kegiatan piknik dalam bentuk pariwisata
diklasifikasikan dalam kelompok “social tourism”, karena piknik biasanya
dipersiapkan secara gotong royong (Oka A Yoeti, 1996). Walaupun kegiatan piknik
tidak begitu berarti dalam kepariwisataan, tetapi peranannya bagi pariwisata
setempat (local tourim) cukup berarti. Ramainya orang melakukan piknik
akan dapat menambah pemasukan pendapatan bagi kas pemerintah daerah dari hasil
penjualan karcis masuk dan retribusi yang dipungut untuk setiap kendaraan yang
lewat.
Oka A. Yoeti (1996)
mengklasifikasikan wisatawan atas beberapa jenis, yaitu: (1). Wisatawan asing (foreign
tourist), yaitu: orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang
memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa
tinggal.; (2). Domestic Foreign Tourist , yaitu: orang asing yang
berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara, yang melakukan perjalanan
wisata di wilayah negara dimana ia tinggal. Orang tersebut bukan warga
negara di mana ia berada, tetapi adalah
warga negara asing yang karena tugasnya atau kedudukannya menetap dan tinggal
pada suatu negara.; (3). Domestic Tourist, yaitu: warga negara suatu negara yang
melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati
perbatasan negaranya. Dalam kenyataan yang terjadi, individu ataupun kelompok
yang melakukan perjalanan piknik diklasifikasikan dalam kelompok wisatawan
domestik oleh pengelola objek wisata, dengan tujuan untuk mempermudah proses
pendataan pengunjung.; (4). Indigenous
Foreign Tourist, yaitu: warga negara suatu negara tertentu, yang karena
tugasnya atau jabatannya di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan
perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.; (5). Transit Tourist,
yaitu: wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara
tertentu, yang menumpang kapal laut ataupun kereta api, yang terpaksa mampir
atau singgah pada suatu pelabuhan/airport /station bukan atas kemauan sendiri.
(6). Business Tourist, yaitu: orang yang melakukan perjalanan (apakah
orang asing atau warga negara sendiri) untuk tujuan lain bukan wisata, tetapi
perjalanan wisata akan dilakukan setelah tujuannya yang utama selesai.
2.
Objek dan Atraksi Wisata
Pada suatu daerah tujuan wisata pasti ada objek
dan atraksi wisata. Ditinjau dari sudut pemasaran pariwisata, sesungguhnya
suatu daerah tujuan wisata mempunyai banyak hal yang dapat ditawarkan sebagai
daya tarik wisata kepada pasar yang berbeda-beda dengan selera wisatawan, baik
berupa objek maupun atraksi wisata. Yang penting diperhatikan dalam
pengembangan suatu daerah untuk menjadi
daerah tujuan wisataagar ia dapat menarik untuk dikunjungi wisatawan
potensial, ia harus memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) Daerah tersebut harus
memiliki objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki
oleh daerah lain.; (2) Di daerah tersebut banyak yang dapat dilihat dan
disaksikan, dan harus pula disediakan fasilitas rekreasi untuk membuat mereka
tinggal lebih lama di tempat tersebut.; (3) Di daerah tersebut tersedia
fasilitas untuk berbelanja, terutama barang suvenir dan dan kerajinan rakyat
sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
Dari uraian tersebut di atas, dapat dilihat penggunaan istilah “objek
wisata” dan “atraksi wisata”. Hal ini bukannya tidak beralasakan
karena di dalam literatur kepariwisataan di luar negeri tidak dijumpai istilah itu. Untuk itu Oka A. Yoeti (1996)
mendefenisikan objek wisata dan atraksi wisata sebagai berikut: (1) suatu
daerah tujuan wisata disebut objek wisata
apabila untuk melihat objek tersebut tidak ada persiapan dilakukan
terlebih dahulu. Dengan kata lain, orang dapat melihatnya secara langsung tanpa
bantuan orang lain, seperti misalnya: pemandangan, gunung, sungai, danau,
lembah, candi, bangunan, monumen, gereja, mesjid, tugu peringatan dan
lain-lain. Semua ini bisa dilihat secara langsung tanpa bantuan orang lain,
walaupun kadang harus membayar karcis tanda masuk. (2) Lain halnya dengan
atraksi wisata yang dalam hal ini merupakan sinonim dari pengertian dari entertaintment,
sesuatu yang harus yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati. Yang termasuk dalam ini adalah: tari-tarian, nyanyian, kesenian
rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Tanpa ada suatu persiapan yang
matang, maka ia tidak dapat merupakan atraksi yang dapat menjadi daya tarik
bagi wisatawan.
3. Pengertian Pelayanan
Pelayanan (service) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan orang lain atau pelanggan yang tingkat pemuasannya hanya dapat
dirasakan oleh orang yang dilayani maupun melayani. Dalam hal ini terjadi
komunikasi batin antara kedua belah pihak dan kepuasan yang diperoleh
tergantung pada situasi saat terjadinya interaksi pelayanan tersebut. Pelayanan
dapat juga didefenisikan sebagai suatu tindakan seseorang terhadap orang lain
melalui penyajian produk jasa sesuai dengan ukuran yang berlaku pada produk
jasa untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan orang yang dilayani.
Pelayanan menurut Sianipar (1998) adalah “cara melayani, membantu menyiapkan
atau mengurus keperluan seseorang atau sekelompok orang.
Definisi pelayanan menurut Philip Kotler
(2000) adalah suatu aktifitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak
menimbulkan pelayanan kepemilikan.
Sedangkan menurut Valeri A. Zeithhaml dan Mary Jo Bitner (2000) memberi batasan tentang definisi
pelayanan sebagai berikut: semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan
produk dalam bentuk fisik/kontruksi, yang biasa di konsumsi pada saat yang sama
dengan waktu mempromosi dan memberi nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan,
kesenangan, kesehatan). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jasa atau
service mencakup aktifitas atau suatu manfaat yang diperoleh tanpa menyebabkan
kepemilikan suatu benda dan penampakannya adalah suatu yang tidak berwujud.
4. Kualitas Pelayanan
Kotler (2000) mengatakan bahwa
mutu atau kualitas adalah keseluruhan dari ciri–ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Salah
satu cara utama untuk mengetahui penilaian suatu mutu adalah dengan
mengetengahkan secara konsisten jasa yang bermutu lebih tinggi daripada pesaing
mereka, yaitu dengan memberi, memenuhi, atau bahkan melebihi harapan mutu jasa
pelanggan. Konsumen memilih para penyedia jasa atas dasar ini dan setelah
menerima jasa, mereka membandingkan pelayanan yang dirasakan dengan pelayan
yang dikehendaki. Jika pelayanan yang dirasakan berada di bawah pelayanan yang
diharapkan, maka konsumen akan kehilangan kepercayaan kepada penyedia jasa
tersebut. Jika pelayanan yang dirasakan sesuai dengan mutu yang dikehendaki,
maka mereka akan menggunakan lagi penyedia jasa tersebut. Oleh karenanya,
penyedia jasa harus mengidentifikasikan keinginan konsumen dalam hal mutu
layanan, yang sayangnya mutu suatu layanan lebih sulit untuk didefinisikan dan
dinilai daripada mutu produk.
Parasuraman (1991) menyatakan kualitas jasa adalah tingkat
perbedaan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan yang diterimanya. Parasuraman memformulasikan sebuah mutu
pelayanan yang menyorot persyaratan–persyaratan utama agar dapat menyajikan
mutu layanan yang dikehendaki. Model tersebut mengidentifikasikan 5 (lima)
kesenjangan yang menyebabkan penyajian layanan yang tidak berhasil, yaitu: 1)
Kesenjangan antara harapan konsumen dan pandangan manajemen.; 2) Kesenjangan
antara pandangan manajemen dan spesifikasi mutu pelayanan.; 3) Kesenjangan
antara spesifikasi mutu pelayanan dan sajian pelayanan.; 4) Kesenjangan antara
penyajian pelayanan dan komunikasi eksternal.; 5) Kesenjangan antara pelayanan
yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan.
5. Ciri-Ciri Khusus Pelayanan
Ciri-ciri khusus pelayanan sebagai suatu produk sangat berbeda dengan
produk yang bersifat konkret (physical
product) mempunyai ciri-ciri spesifik, yaitu: (1) Pelayanan (service) tidak
bisa diraba/disentuh karena sifatnya tidak nyata.; (2) Proses produksi dan
konsumsi jatuh pada saat bersamaan.; (3) Pelayanan (service) tidak bisa
dipindahkan dan untuk mengkonsumsinya produsen harus datang ke konsumen.; (4)
Pelayanan (service) tidak bisa ditimbun karena itu dalam hal pelayanan
(service) penggunaan gudang tidak diperlukan.; (5) Pelayanan (service) tidak
bisa diraba, karena itu pelanggan tidak bisa mencicipinya terlebih dahulu.; (6)
Pelayanan (service) tidak memiliki standar atau ukuran yang objektif.; (7)
Kualitas hasil produk berupa jasa/pelayanan (service) sangat bergantung pada
tenaga manusia dan sangat sedikit sekali dapat digantikan mesin.
Salah
satu cara agar satu perusahaan pelayanannya baik adalah dengan memberikan
pelayanan yang berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepuasan konsumen,
tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat
dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Tingkat kualitas
pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus
dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan, karena itu dalam merumuskan
strategi pelayanan, perusahaan berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan
memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
Cristoper Lovelock (2002) menuliskan bahwa konsumen mempunyai kriteria
yang pada dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa yang memberikan kepuasan
kepada para pelanggan. Kriteria tersebut adalah: (1) Reliability (keandalan), yaitu: Kemampuan untuk memberikan jasa
secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan.; (2) Responsiveness (cepat tanggap), yaitu: Kemampuan karyawan untuk
membantu konsumen menyediakan jasa dengan cepat sesuai dengan keinginan
konsumen.; (3) Assurance (jaminan),
yaitu: Pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk melayani dengan rasa percaya
diri; (4) Empathy (empati), yaitu:
Karyawan harus memberikan perhatian secara individual kepada konsumen dan
mengerti kebutuhan konsumen.; (5) Tangible
(kasat mata), yaitu: Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan
alat-alat komunikasi.
METODOLOGI
PENELITIAN
1. Metode
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 5(lima)
objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di TMII. Metode Penelitian
adalah metode survey, dengan mengajukan instrumen angket atau kuisioner kepada
wisatawan.
2. Populasi
dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah wisatawan yang berkunjung ke 5 (lima) objek wisata yang paling banyak
dikunjungi wisatawan di TMII. Dalam hal ini wisatawan domestik dan mancanegara
dianggap sama (homogen). Teknik sampling yang digunakan untuk memperoleh sampel
adalah teknik sampling accident (kebetulan). Jumlah wisatawan yang
menjadi sampel pada kelima objek wisata adalah 305 orang yang saling bebas
(indpenden), dengan rincian: 60 wisatawan di Taman Burung; 65 Wisatawan di
Teater Imax Keong Mas; 55 wisatawan di Anjungan Sumatera Barat, 58 wisatawan di
Anjungan Papua dan 67 wisatawan di Akuarium Air Tawar.
3. Teknik
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean (rata-rata) mutu
pelayanan pada 5 (lima) objek wisata pada 11(sebelas) variabel mutu pelayanan.
Nilai sikap wisatawan terhadap mutu pelayanan mengacu pada formula (1) sebagai
berikut (Freddy Rangkuti, 2002):
Nilai
Indikator Mutu Pelayanan =
formula (1); Ns=
Nilai sikap yang diberikan responden; a= jumlah variabel yang membentuk suatu
indikator.

Setelah nilai-nilai masing variabel
diketahui, selanjutnya nilai ini dibandingkan dengan nilai standar sebagai
berikut: jika 1.00 ≤ Nilai Indikator ≤ 2.50, artinya wisatawan mempunyai sikap
yang negatif terhadap indikator yang bersangkutan; jika 2.51 ≤ Nilai Indikator ≤ 3.50, artinya
wisatawan mempunyai sikap yang neteral terhadap indikator yang
bersangkutan; dan jika 3.51 ≤ Nilai
Indikator ≤ 5.00, artinya wisatawan mempunyai sikap yang positip terhadap
indikator yang bersangkutan;
Untuk statistik inferensial, analisis
data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik parametris dengan uji
Analisis of Variansi (ANOVA) Satu Jalan dengan α= 5%, dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Sugiyono, 2002):
(1)
Menghitung
Jumlah Kuadrat Total (JK Total), yaitu:
JK tot=
formula (2)

(2)
Menghitung
Jumlah Kuadrat antar (JK antar), yaitu:

(3)
JKdalam= JKtot - JKantar formula (4)
(4)
Menghitung MK antar, yaitu:
formula (5)

(5)
Menghitung MK dalam, yaitu:
formula (6)

(6) Menghitung F hitung, yaitu:
formula(7)

Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara mutu pelayanan yang diberikan oleh 5(lima)
objek wisata yang paling banyak dikunjungi di TMII.
H1 : Ada perbedaan
yang signifikan antara mutu pelayanan yang diberikan oleh 5 (lima) objek wisata
yang paling banyak dikunjungi di TMII.
Untuk
memenuhi persyaratan analisis ANOVA satu jalan, penulis menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov untuk Uji Normalitas Data dan Uji F untuk Homogenitas Varians data dengan rumus:

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan
F tabel pada α= 5% dengan
derajat kebebasan pembilang n-1 dan penyebut m-1 Jika F hitung < F tabel,
berarti varians kelompok sample tersebut homogen. Untuk mempermudah
perhitungan, proses pengolahan data seluruhnya menggunakan bantuan software
SPSS.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Analisis Mutu Pelayanan 5 (lima) Objek wisata Yang paling banyak dikunjungi
wisatawan di TMII
Hasil
pengumpulan data angket kepada wisatawan yang berkunjung ke 5 (lima)
objek wisata paling banyak dikunjungi di TMII disajikan pada tabel 1. Pada
tabel 2 ditemukan bahwa
indikator harga mutu pelayanan ke-5 (lima) objek wisata tersebut adalah 3.28. Jika nilai ini dibandingkan dengan
nilai standar mutu pelayanan, angka 3.28
termasuk kategori netral, artinya: persepsi wisatawan terhadap 11 (sebelas)
variable mutu pelayanan 5 (lima) objek wisata yang paling banyak dikunjungi
wisatawan di TMII secara keseluruhan
tidak lebih baik dan tidak lebih buruk jika dibandingkan dengan mutu pelayanan
yang diberikan objek wisata lainnya di TMII.
Hal ini juga menandakan bahwa faktor yang mendorong wisatawan banyak
berkunjung ke lima objek wisata tersebut tidak hanya oleh baiknya mutu
pelayanan yang diberikan oleh 11 faktor yang menjadi variabel, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain di luar 11 faktor di atas yang tidak dibahas dalam
penelitian ini. Jika
dianalisa lebih jauh, ditemukan juga beberapa hal sebagai berikut: 1) Mutu pelayanan yang diberikan Teater Imax
Keong Mas menduduki peringkat pertama (mean =3.48), posisi berikutnya ditempati
oleh Akuarium Air Tawar (mean=3.39),
anjungan Sumatera Barat (mean= 3.21), Taman Burung dan Papua (mean= 3.17).; 2).
Persepsi wisatawan terhadap kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan
pada ke-5(lima) objek wisata tersebut lebih baik dibandingkan dengan objek
wisata lainnya (mean=3.62), kecuali pada anjungan Papua di mana
ditemukan kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan objek wisata
Papua, tidak lebih baik dan lebih buruk jika dibandingkan dengan objek wisata
lainnya (mean=3.50).; 3). Persepsi wisatawan terhadap penampilan petugas pada
objek wisata Teater Imax Keong Mas, Akuarium Air Tawar dan Anjungan Sumatera
Barat lebih baik dibandingkan dengan
penampilan petugas pada objek wisata lainya di TMII. (mean>3.51); 4).
Persepsi wisatawan terhadap kebersihan lingkungan dan fasilitas parkir di
Teater Imax Keong Mas dan Akuarium Air Tawar lebih baik jika dibandingkan
dengan objek wisata lainnya (mean>3.51).
2.
Perbandingan Mutu Pelayanan Yang Diberikan 5 (lima) Objek wisata Yang paling
banyak dikunjungi wisatawan di TMII
a.
Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian
normalitas data digunakan dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov
Smirnov. Dengan bantuan software SPSS,
hasil perhitungan uji normalitas data disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2 : Tabel
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Hasil Pengolahan Data Angket
Dari tabel di atas
ditemukan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas ke-5 (lima) objek
wisata di TMII lebih besar dari 0.05 (0.087, 0.200, 0.200 dan 0.084 lebih besar
dari 0.05), maka dapat dikatakan bahwa distribusi kelima sampel adalah normal. Untuk perhitungan Uji homogenitas data
dengan Uji F, digunakan formula (8) dengan mengacu pada nilai variansi 5 (lima)
kelompok data pada tabel 1 sebagai berikut: Fhitung = 

Selanjutnya Fhitung
dibandingkan dengan Ftabel dengan derajat kebebasan (dk) pembilang
adalah (55-1)=54, dan dk Penyebut adalah (58-1)= 57 dan α=0.05 (5%) diperoleh Ftabel = 1.57,
dengan demikian ditemukan Fhitung < Ftabel, yang
berarti bahwa varians kelima kelompok data tersebut homogen atau dapat
dikatakan data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama.
b. Uji Perbandingan Mutu Pelayanan pada 5
(lima) Objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di TMII
Dengan menggunakan bantuan pengolahan data
SPSS melalui analisis ANOVA satu jalan yang mengacu pada formula (2) sampai
dengan formula (7), perbandingan mutu pelayanan 5 (lima) objek wisata yang
paling banyak dikunjungi wisatawan di TMII disajikan pada tabel 3.
Tabel
3: Tabel Ringkasan ANOVA Satu Jalan Hasil Perhitungan
Sumber Variasi
|
Jumlah Kuadrat
|
Dk
|
Kuadrat
Rata-rata
|
Fhitung
|
Ftabel
|
Keputusan
|
Antar Kelompok
|
615.761
|
4
|
153.640
|
5.707
|
2.40
|
Fhitung>
Ftabel
|
Dalam Kelompok
|
8092.23
|
300
|
26.974
|
|||
Total
|
8707.991
|
304
|
|
|
|
|
Sumber
Hasil Pengolahan Data Angket
Dari
tabel 3 di atas ditemukan bahwa harga Fhitung adalah 5.70. Harga
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel dengan derajat
kebebasan (dk) pembilang= 4 dan penyebut =300. Dari dua derajat kebebasan
tersebut, dapat diketahui bahwa harga Ftabel untuk tingkat
signifikansi α=0.05 (5%) adalah 2.40, maka dapat diperoleh kesimpulan Fhitung>Ftabel,
(5.707<2.40), artinya H0 ditolak dan H1 diterima pada
tingkat signifikansi tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara mutu pelayanan yang diberikan oleh 5 (lima) objek wisata
yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
dengan kata lain bahwa meskipun indikator
mutu pelayanan setiap objek wisata ke-5 (lima) objek wisata tersebut
berada pada kategori netral yang berarti persepsi wisatawan terhadap mutu
pelayanan antara 5 (lima) objek wisata tersebut tidak lebih baik dan lebih
buruk dibanding objek wisata lainnya di TMII. Tetapi jika dikaji lebih jauh
persepsi wisatawan terhadap mutu pelayanan antara ke-5(lima) objek wisata
tersebut, tetap memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan tersebut
dimungkinkan terjadi karena beberapa hal berikut: 1) Persepsi wisatawan
terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh Teater Imax Keong Mas dan Akuarium
Air Tawar, secara keseluruhan memang lebih baik jika dibandingkan dengan 3
(tiga) objek wisata lainnya meskipun nilai rata-rata mutu pelayanan masing-masing objek wisata
berada pada kategori yang sama.; 2) Jika Teater Imax Keong Mas dan Akuarium Air
Tawar dibandingkan, umumnya mutu pelayanan yang diberikan Teater Imax Keong Mas
lebih baik dari Akuarium Air Tawar, kecuali pada variabel kebersihan lingkungan
dan fasilitas Parkir di sekitar anjungan, variasi objek wisata, acara hiburan
dan cindera mata serta pengetahuan/ penjelasan petugas tentang objek wisata
mutu pelayanan.; 3) Persepsi wisatawan terhadap penampilan petugas pada objek
wisata Teater Imax Keong Mas, Akuarium Air Tawar dan Sumatera Barat jauh lebih
baik jika dibandingkan dengan penampilan petugas pada objek wisata lainnya di
TMII. Hal ini dibuktikan dengan tingginya nilai rata-rata mutu pelayanan pada
ketiga objek wisata tersebut yang berada pada kategori positip.; 4) Persepsi
wisatawan terhadap kebersihan lingkungan dan fasilitas parkir di sekitar
Anjungan Teater Imax Keong Mas dan Akuarium Air Tawar jauh lebih baik
dibandingkan dengan objek wisata lainnya, termasuk ketiga objek wisata lainnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang peroleh penulis setelah
melakukan penelitian ini adalah:
1. Faktor yang mendorong wisatawan paling banyak
berkunjung ke lima objek wisata tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh baiknya
mutu pelayanan yang diberikan oleh 11 faktor yang menjadi variabel, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain di luar 11 faktor di atas yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.; 2. Meskipun persepsi wisatawan terhadap mutu pelayanan antara
5 (lima) objek wisata tersebut tidak
lebih baik dan lebih buruk dibanding objek wisata lainnya di TMII, tetapi
persepsi wisatawan terhadap mutu pelayanan antara ke-5(lima) objek wisata
tersebut tetap memiliki perbedaan
yang signifikan.
SARAN-SARAN
Beberapa saran yang ingin penulis buat
setelah melaksanakan penelitian ini adalah: 1. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk melihat apakah ada perbedaan mutu pelayanan objek-objek wisata
di TMII di seluruh Objek wisata yang ada di TMII. Dalam menilai mutu pelayanan,
perlu diperluas variabel-variabel mutu pelayanan yang menjadi parameter penilai
di luar 11 (sebelas) faktor yang ada.; Hal yang penting untuk dijual oleh suatu
objek wisata adalah daya tarik. Untuk itu disarankan dibuat penelitian lanjutan
yang khusus membahas keberadaan daya tarik wisata yang dimiliki TMII saat ini.
Hal ini disarankan mengingat adanya dugaan bahwa para wisatawan sudah mengalami
kejenuhan terhadap keberadaan daya tarik objek wisata di TMII saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
_______________, Data
Pengunjung Turis Domestik dan Mancanegara ke Taman Mini Indonesia Indah, TMII,
Jakarta, 2004.
Cristopher Lovelock and Lauren Wright,
Principles of Service Marketing and Management, 2nd Edition, Pearson
Education, New Jersey, 2002
Freddy
Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, Penerbit P.T. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta ,
2002
Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, Penerbit
P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002
J.P. G. Sianipar, Pelayanan Prima, LAN-RI,
Jakarta, 1998.
Kusmayadi dan Endar Sugiarto, Metodologi
Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan, Penerbit P. T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2000.
L. Berry
Leonard, Valarie Zeithaml & Parasuraman, Marketing Service: Competing
Through Quality, Free Press, New York ,
1991
Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata, P.T.
Pradyna Paramita, Jakarta, 1990
Oka A. Yoeti,
Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Offset, Bandung, 1996
Philiph
Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control,
Millenium Edition, Prentice Hall Inch, New
Jersey , 2000.
Salah
Wahab, Prof, Ph. D, Tourism Management, Tourism Internasional Press, London , 1975.
Schmoll G. A, Tourism Promotion, Tourism Internasional
Press, London ,
1977
Singgih
Santoso, SPSS vesi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Penerbit P.
T. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta , 2001
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV
Alfabeta, Bandung ,
2002
Valarie A. Zeithaml & Mary Jo Bitner, Service Mareketing: Integrating
Customer Focus Across the Firm, Mc Graw Hill, New York , 2000.
*) Dosen STIE Pariwisata Internasional Jakarta
NO
|
PERNYATAAN
|
OBJEK WISATA
|
|
|||||||||||
|
Teater
|
Sumbar
|
Papua
|
Akuarium
|
TOTAL
|
|||||||||
Burung
|
Imax
|
|
|
|
|
Air
|
||||||||
|
|
Keong Mas
|
|
|
|
|
Tawar
|
|||||||
|
|
SKOR
|
MEAN
|
SKOR
|
MEAN
|
SKOR
|
MEAN
|
SKOR
|
MEAN
|
SKOR
|
MEAN
|
|||
1
|
Kesopanan dan Keramahan dalam
|
213
|
3.55
|
249
|
3.83
|
197
|
3.58
|
203
|
3.50
|
245
|
3.66
|
3.62
|
||
|
Memberikan Pelayanan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2
|
Penanganan Keluhan.
|
180
|
3.00
|
220
|
3.38
|
171
|
3.11
|
184
|
3.17
|
219
|
3.27
|
3.19
|
||
3
|
Penampilan Petugas.
|
198
|
3.30
|
238
|
3.66
|
196
|
3.56
|
199
|
3.43
|
239
|
3.57
|
3.50
|
||
4
|
Kelengkapan Informasi Tentang Objek wisata
|
192
|
3.20
|
227
|
3.49
|
179
|
3.25
|
175
|
3.02
|
222
|
3.31
|
3.26
|
||
5
|
Kebersihan Lingkungan & Fasilitas Parkir
|
199
|
3.32
|
230
|
3.54
|
177
|
3.22
|
189
|
3.26
|
238
|
3.55
|
3.38
|
||
|
Di Sekitar Anjungan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
6
|
Variasi Objek
Wisata, Acara Hiburan. dan Cindera
Mata
|
174
|
2.90
|
218
|
3.35
|
159
|
2.89
|
168
|
2.90
|
226
|
3.37
|
3.08
|
||
7
|
Kecepatan Petugas dalam Melayani.
|
196
|
3.27
|
227
|
3.49
|
178
|
3.24
|
178
|
3.07
|
222
|
3.31
|
3.28
|
||
8
|
Kepekaan
menerima keluhan terhadap kebutuhan
informasi
|
177
|
2.95
|
209
|
3.22
|
164
|
2.98
|
167
|
2.88
|
214
|
3.19
|
3.04
|
||
9
|
Kemudahan dalam
Proses Pembelian Tiket Masuk.
|
185
|
3.08
|
225
|
3.46
|
172
|
3.13
|
184
|
3.17
|
222
|
3.31
|
3.23
|
||
10
|
Kesesuaian
Harga Tiket dengan Pelayanan
|
187
|
3.12
|
222
|
3.42
|
165
|
3.00
|
183
|
3.16
|
219
|
3.27
|
3.19
|
||
|
dan Fasilitas yang Disediakan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
11
|
Pengetahuan / Penjelasan Petugas tentang
|
192
|
3.20
|
223
|
3.43
|
187
|
3.40
|
191
|
3.29
|
231
|
3.45
|
3.35
|
||
|
Objek wisata.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
TOTAL dan MEAN
|
2,093
|
3.17
|
2,488
|
3.48
|
1,945
|
3.21
|
2,021
|
3.17
|
2,497
|
3.39
|
3.28
|
||
|
VARIANSI
|
23.49
|
30.89
|
34.55
|
23.19
|
23.71
|
|
Sumber:
Hasil Pengolahan Angket
Komentar
Posting Komentar